AFP PHOTO/HANDOUT/ NASA/SDO
Foto yang diambil wahana the Solar Dynamics Observatory (SDO),
menunjukkan ledakan Matahari tipe M9, Senin (23/1/2012). Ledakan
tersebut menimbulkan badai yang melontarkan partikel berenergi tinggi ke
sekitarnya termasuk ke Bumi.
KOMPAS.com — Tidak usah
khawatir dengan peringatan bahwa badai Matahari bisa menyebabkan radiasi
yang dapat merusak tubuh manusia. Sebab, pada dasarnya radiasi akibat
badai Matahari tidak menyebabkan gangguan semacam itu.
"Badai
radiasi Matahari dapat menyebabkan gangguan operasional satelit dan
propagasi radio gelombang pendek, tetapi tidak mengganggu manusia di
Bumi," demikian pernyataan badan antariksa AS, NASA, di situs webnya.
Gangguan juga mungkin terjadi pada telekomunikasi seluler, siaran
televisi, dan lainnya jika lontaran partikel listrik mengganggu satelit.
Penjelasan
tersebut meluruskan informasi yang beredar di internet dan BlackBerry
Messenger bahwa badai Matahari menciptakan radiasi yang meningkatkan
suhu Bumi secara signifikan. Sejumlah orang khawatir karena di pesan
tersebut ditambahkan peringatan bahwa radiasi bisa merusak kulit dan
radiasi di telepon seluler.
Seperti diberitakan sebelumnya, telah
terjadi ledakan Matahari pada bintik Matahari 1402, Senin (24/1/2012)
pukul 10.59 WIB. Ledakan ini merupakan yang terkuat sejak tahun 2005,
masuk dalam kelas M-9 alias sudah mendekati kelas tertinggi (X-Extreme).
Akibat
ledakan, terlepas partikel berenergi tinggi dan lontaran massa korona
(CME) yang sampai ke Bumi pada Selasa pukul 21.18 WIB +/- 7 jam. Badai
matahari bergerak dengan kecepatan hingga 2.200 km per detik.
Badai Matahari tersebut juga menimbulkan aurora borealis
atau cahaya warna-warni di langit belahan Bumi bagian utara saat
lontaran partikel bermuatan listrik dengan energi tinggi memasuki
atmosfer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar