Di pertengahan tahun 2007 yang lalu, muncul nama Saibaba yang diberitakan sebagai Dajjal sang huru-hara di akhir zaman. Konon pria berambut kribo dan bertempat tinggal di India itu bisa menyembuhkan segala macam penyakit dengan air sucinya. Tak seorangpun yang mampu mengalahkan kehebatannya, bahkan tidak sedikit kalangan ulama India yang menjadi pengikutnya setelah terpengaruh oleh kehebatannya ketika berdebat dan melakukan unjuk kebolehan yang lain.
Pada tahun sebelumnya, ketika Amerika melakukan invasi militernya ke negeri Irak dan berhasil menggulingkan rezim Saddam, ada saja orang yang berpikir bahwa George W. Bush dan sekutunya adalah Dajjal yang diberitakan oleh Rasulullah saw.
Kita tentu tidak bisa dengan begitu saja menerima penafsiran-penafsiran semacam itu. Kita perlu merujuk kembali Hadis-hadis tentang Dajjal: siapa sebenarnya Dajjal tersebut, serta kapan dan dari mana munculnya.
Kriteria Dajjal
Tidak mungkin untuk menyebutkan satu per satu Hadis yang menerangkan tentang Dajjal, karena sangat banyak. Namun, berdasarkan sekian banyak Hadis yang memberi penjelasan cukup detail mengenai sosok Dajjal, dapat disimpulkan bahwa si penjelajah bumi ini adalah seorang Yahudi atau serombongan pedagang yang gagah perkasa, berambut keriting seolah-olah di kepalanya terdapat reranting pohon, mata kanannya buta, sedangkan mata kirinya tajam bagaikan bintang, dan di keningnya tertulis kâfirun billâhi wa bi-rasûlihi (kafir kepada Allah SWT dan Rasul-Nya saw).
Dajjal akan muncul ke permukaan jagat ini dengan mengaku sebagai tuhan. Orang yang mendengar ucapannya, niscaya akan menjadi pengikut setianya, kecuali orang-orang yang telah dijaga oleh Allah SWT. Dia juga memiliki kehebatan yang menyamai mukjizat para nabi, seperti bisa menghidupkan kembali orang yang telah dia bunuh, bisa membuat keindahan dan kenikmatan yang luar biasa di muka bumi, bisa menurunkan hujan dari langit, juga bisa menumbuhkan pepohonan dalam sekejap mata. Demikianlah di antara kehebatan-kehebatannya yang disinggung dalam Hadis.
Munculnya Dajjal
Di kala umat manusia sudah tak lagi melakukan amar ma'rûf nahi munkar, maka pertumpahan darah membanjiri hamparan jagat raya ini, huru-hara dan bencana silih berganti, tradisi minuman keras, mabuk, dan zina merajalela, lelaki biasa melakukan sodomi dengan sesama lelaki, perempuan biasa melakukan lesbian dengan sesama perempuan, maka pada waktu itulah sang huru-hara akhir zaman (Dajjal) muncul dari arah timur dengan mengendarai keledai.
Pada waktu itu pula, angin berhembus seperti saat pembasmian kaum Nabi Hud as, terdengar dentuman keras laksana suara yang telah menghancurkan kaum Nabi Shalih as, dan bumi memerah laksana bara api melalap umat manusia, sebagaimana yang telah dialami oleh kaum Nabi Syu’aib as.
Bersamaan dengan kemunculan Dajjal ini, masjid-masjid menjadi kosong, tak ada aktivitas ibadah di sana. Orang-orang yang beriman melaksanakan salat di rumahnya masing-masing, tidak lagi di masjid. Ular-ular tak lagi diam di sarangnya. Bumi bergoncang dengan demikian dahsyatnya, matahari kadang terbit berwarna putih cerah, kemerah-merahan, kadang pula hitam pekat. Para penyihir berkumpul menjadi pengikut Dajjal, sang pengelana dunia itu.
Kinerja Dajjal
Dajjal memang di-setting khusus oleh Allah SWT untuk menjadi pembasmi akidah dan keimanan umat Islam di penghujung kehidupan dunia. Dia akan membujuk manusia dengan menampakkan surga yang sebenarnya adalah neraka dan memperlihatkan neraka yang pada hakikatnya adalah surga. Dia akan bilang kepada orang yang dijumpainya: “Akan aku persembahkan surga ini kepada orang yang bersujud kepadaku, dan orang yang enggan sujud kepadaku maka akan aku lempar dia ke neraka.”
Sesuai dengan gelar yang dimilikinya sebagai al-masîh (sang penjelajah), dia akan berkelana mengitari dunia. Ketika memasuki daratan Babilonia dia akan berjumpa dengan Nabi Khidhir as. Dajjal bilang, “Aku adalah tuhanu!”. Nabi Khidhir as menjawab, “Engkau dusta wahai Dajjal!”. Dajjal membunuhnya seraya berkata, “Berserulah kepada Tuhanmu niscaya Dia akan menghidupkanmu!”. Maka, Nabi Khidhir hidup kembali dan berkata kepada para pengikut Dajjal: “Jangan kalian sembah orang kafir terlaknat ini!”. Lalu, Nabi Khidhir as dibunuh lagi hingga tiga kali dan dihidupkan kembali oleh Allah SWT.
Setelah takluk di tangan Nabi Khidhir as dan tidak mampu mengalahkannya, maka perkelanaannya dilanjutkan ke kota Mekah, namun sesampainya di sana Dajjal melihat malaikat sedang berbaris mengitarinya, lalu dia beralih ke Madinah namun sesampainya di sana dia menyaksikan kejadian yang sama dengan di Mekah.
Pembunuh Dajjal
Allah tidak mentakdirkan Dajjal hidup berlama-lama di bumi. Dalam Hadis panjang yang diriwayatkan Imam Muslim (nomor Hadis 5233) dari Sahabat Abdullah bin Amr ra dijelaskan, bahwa usia dajjal di bumi ini hanya empat puluh, tapi Abdullah bin Amr ra tidak tahu apakah kata empat puluh yang disabdakan Rasulullah saw itu adalah empat puluh hari, empat puluh bulan, atau empat puluh tahun?.
Dajjal adalah orang hebat yang tak seorangpun mampu membunuh dia. Namun di penghujung hayatnya, segala kekuatan dan kehebatan yang dia miliki dicabut oleh Allah dan tak lagi berguna. Pada waktu itu Allah mengutus Nabi Isa as sebagai seorang pahlawan penyelamat manusia dari kesadisan dan kekejaman ‘iblis’ mata satu itu. Nabi Isa as akan mencari tempat Dajjal berada, lalu membunuhnya dengan tangan beliau yang mulia.
Demikianlah identitas dan kisah Dajjal yang diyakini oleh para ulama Hadis, ulama tafsir, ulama fikih, ulama ilmu kalam, juga ulama-ulama Islam Ahlussunnah wal Jamaah yang lain.
Mudah-mudahan kita, sebagai penganut paham Ahlussunnah wal Jamaah dapat selamat dari gangguan dan tipu daya Dajjal yang sangat kejam ini. Begitu pula, semoga akidah kita semakin diperkokoh oleh Allah SWT dan tidak diberi kesempatan untuk hidup pada waktu Dajjal berkeliaran di muka bumi ini. Amîn yâ Rabbal-Âlamîn.
Penulis adalah Staf Pengajar di Madrasah Miftahul Ulum Tingkat Tsanawiyah Pondok Pesantren Sidogiri.
diambil dari www.sidogiri.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar